Labuhanbatu,Metroasia.co – Universitas Labuhan Batu (ULB) berkolaborasi Melaksanakan Seminar Nasional Resiliensi Dan Mitigasi Ekonomi Ketahanan Pangan Pertama (Sinergitek), di Labuhanbatu.
Seminar tersebut dilaksanakan di Kampus Universitas Labuhanbatu (ULB) Jl.Sisingangaraja, Bakaranbatu, Rantau Selatan, Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu(09/09/2023).
Seminar Nasional yang pertama kalinya di Universitas Labuhan Batu itu disebut dengan nama SINERGITEK 2023, atau Seminar Nasional Fakultas Ekonomi bisnis dan Fakultas Sains Teknologi.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari Fakultas Sains dan Teknologi bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dengan mengundang pakar pertanian dan ekonomi. Diantaranya, Rektor IPB University, Ketua Peneliti Institute for Development of Economy and Finance (INDEF), secara hybrid atau dalam jaringan dan luar jaringan sekaligus.
Seminar dan Konferensi Nasional ini juga turut dihadari Ketua Yayasan Universitas Labuhanbatu Halomoan Nasution,S.H, Rektor ULB Ade Parlaungan Nasution,P.hD, Dekan dan Civitas Akademika Universitas Labuhanbatu.
Menariknya , kegiatan itu juga dihadiri oleh presenter dari berbagai daerah khususnya yang berasal dari Universitas Riau Kepulauan Batam, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Islam Indonesia Jember, Institut Ilmu Sosial Pare Pare dan Universitas Riau serta beberapa Instansi pemerintah secara Nasional.
Kegiatan ini diketuai oleh Muhammad Raja Siregar, S.E, M.Si selaku Dosen Fakultas Sains Ekonomi dan Bisnis.
Dia menyampaikan, ” Bahwa resiliensi dan mitigasi perlu dikaji dari pandangan pertanian dan ekonomi karena kedua aspek ini merupakan pilar kunci dalam membangun ketahanan ekonomi yang kuat dan ketahanan pangan yang baik. Oleh sebab itu, konferensi ini diharapkan mampu mengidentifikasikan keberlanjutan strategi yang dicanangkan dan solusi serta inovasi untuk meningkatkan resiliensi nasional.
Diawal seminar nasional, Rektor Universitas Labuhanbatu Assoc.Prof. Ade Parlaungan Nasution, S.E., M.Si., Ph.D. menyampaikan Opening Speech bahwa pasca covid-19 perlu dilakukan resiliensi dan mitigasi nasional karena banyak masyarakat dari segala sisi mengalami dampak negatif yang signifikan.
Pada kesempatan ini, dia juga membuka Seminar dan Konferensi Nasional Sinergitek 2023 secara langsung.
Kemudian,Setelah pembukaan secara langsung, seminar dilanjutkan dengan pemaparan pandangan dari pembicara utama, yaitu Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si.
pada pemaparan tersebut, Ia menyampaikan bahwa Resiliensi dan Mitigasi Nasional Ketahanan dan Ekonomi Pangan dapat dilaksanakan dengan sepuluh langkah utama. Salah satunya adalah melakukan intensifikasi lahan budidaya tanaman pangan, ekstensifikasi lahan dan industrialisasi pengolahan hasil tani dari hulu ke hilir.
Selain itu, beliau juga menyampaikan, bahwa masyarakat Indonesia perlu melakukan diversifikasi pangan atau meminimalisir penggunaan beras dengan menggantikannya ke tanaman penghasil karbohidrat lainnya, seperti mie dari ganyong, ubi dan lainnya.
Di akhir kesempatan Prof.Arif Satria menyampaikan kalimat penutup bahwa saat ini peru digerakkan petani generasi muda dengan pengolahan bahan hulu ke hilir sehingga potensi resiliensi dan mitigasi nasional melalui ketahanan pangan dapat berjalan dengan berkelanjutan.
Selanjutnya, pemaparan disampaikan oleh ketua peneliti dari Institute for development of economy and finance yaitu Bapak Dr. Muhammad Rizal Taufiqurrahman, M.Si beliau juga merupakan Dewan Penasehat Pengurus Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia sebagai pembicara utama di SINERGITEK 2023.
Beliau menyampaikan data-data relevan berupa perkembangan ekonomi global pada umumnya dan Indonesia khususnya, beliau melaporkan bahwa saat ini ekonomi Indonesia masih dalam keadaan stabil namun masih perlu langkah untuk tetap melakukan pertahanan dan pengembangan secara nasional. Langkah untuk mencapai resiliensi ini dapat dilakukan dengan memerhatikan dan mengembangkan pendapat nasional dari segi industri pengolahan hulu ke hilir dan untuk Sebagian besar wilayah Indonesia kelapa sawit masih menduduki peringkat atas untuk menjaga resiliensi nasional ini.
Pemaparan ketiga dilanjutkan oleh Dosen Magister Manajemen dari Universitas Sumatera Utara yaitu Dr. Keulana Erwin, M.Si. Ak, CA, CPA. Pada kesempatan ini, beliau tidak menyampaikan langkah resiliensi dan mitigasi dari segi ekonomi dan ketahanan pangan, namun beliau menyampaikan tentang bagaimana cara menjaga green economy di Indonesa untuk mewujudkan resiliensi dan mitigasi nasional secara berkelanjutan.
Beliau memaparkan tentang fungsi besar kawasan hutan lindung, pengurangan global warming dari gas rumah kaca dan zero burning pada pengolahan lahan. Hal ini perlu beliau sampaikan dikarenakan keberlanjutan masyarakat Indonesia perlu dijaga dari alam yang sehat dan mulai mengurangi penggunaan bahan kimia berlebihan.
Dari penyampaian ketiga pembicara utama tersebut, peserta seminar nasional dengan jumlah pesertal ebih dari 500 peserta baik secara daring maupun luring sangat antusias untuk melakukan diskusi dan tanya jawab langsung bersama ketiga pakar yang telah di undang pada Seminar Nasional SINERGITEK 2023 ini.
Tidak hanya seminar nasional, kegiatan SINERGITEK dilanjutkan dengan Konferensi Nasional yang diikuti pemakalah yang antusias dengan jumlah pemakalah sebesar 60 pemakalah dari berbagai wilayah dan kalangan terutama mahasiswa, praktisi, akademisi, umum dan pemerintahan. Pada pemaparan secara daring pemakalah melakukan presentasi dan diskusi yang menarik mengenai resiliensi dan mitigasi nasional baik dari pandangan pertanian, ekonomi, sains dan teknologi.
Dari rangkaian acara ini SINERGITEK 2023 memperoleh 3 pemakalah terbaik yaitu Reza Falevy dari Universitas Labuhanbatu, Moh. Syahrul Nur Asyfi dari Universitas Islam Indonesia dan Hanafi Siregar dari Universitas Riau Kepulauan.
Pada konferensi ini, SINERGITEK 2023 juga memperoleh 5 presenter terbaik yang berasal dari Badan Riset (BRIN), Universitas Riau Kepulauan dan Universitas Labuhanbatu.(Awal Siregar)