Aceh Timur,Metroasia.co – Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Gerakan Anak Muda Sosial Aceh, para Keuchik, dan ratusan masyarakat yang ada di Peureulak, Aceh Timur. Memperingati tahun baru Islam di Komplek Makam Sultan, Monumen Nasional Islam Asia Tenggara (MONISA) di Desa Bandrong, Kecamatan Peureulak, Sabtu (30/7/2022).
Kegiatan ini juga diisi dengan doa bersama dikomplek MONISA, serta turut menyantuni sejumlah anak yatim yang hadir di acara itu.
Dalam kegiatan itu juga, turut dilakukan prosesi tepung tawar terhadap Pj Bupati Aceh Timur Ir Mahyuddin MSi, oleh tokoh agama setempat Tgk H Abdullah.
Peringatan 1 Muharram 1444 Hijriah di komplek para makam kerajaan Islam di MONISA Peureulak ini sekaligus bertepatan dengan Haul Sultan Said Maulana Abdul Aziz Syah yang ke- 1158 Masehi.
Selain dihadiri Pj Bupati Ir Mahyuddin, juga hadir Anggota DPRA Iskandar Usman Al-Farlaky, Ketua DPRK Fattah Fikri unsur Forkopimcam, tokoh masyarakat setempat Zulfadli Aiyub (Kupiah Seuke), Ketua GAMS, Ketua KONI Firman Dandy Camat Peureulak Dasri, tokoh agama, Abi Taher dan para Keuchik serta ratusan para tamu dan undangan lainnya.
Peringatan 1 Muharram di komplek Monisa ini telah menjadi agenda rutin, yang setiap tahunnya diperingati dengan doa bersama, tausiah dan menyantuni para yatim.
Monumen Islam Asia tenggara (Monisa), diresmikan oleh Ali Hasjmy di Gampong Paya Meuligoe. Kemudian komplek Makam Sultan terletak di Desa Bandrong, Kemukiman Bandar Khalifah, Kecamatan Peureulak.
Dikomplek ini juga, terdapat sejumlah makam lain yang berkaitan dengan kerajaan Islam Peureulak, dan situs telaga yang merupakan bekas runtuhnya bangunan kerajaan itu.
Belakangan, banyak warga yang merasa sangat prihatin dengan kondisi Monisa. Karena kurang perawatan. Dan pembangunan terbengkalai.
“Sebagai situs sejarah Islam di Asia tenggara yang menjadi kebanggaan umat Islam. Tak seharusnya kondisi komplek ini hanya sebatas bangunan tua, ini harus menjadi perhatian serius pemerintah Aceh. Agar Monisa ini lebih terawat dan bisa dilanjutkan pembangunannya. Untuk itu kita minta komplek Monisa ini agar dipugar kembali sebagai situs sejarah kelas dunia.” harap Mahyuddin Kubar yang juga warga Peureulak.(M.Amin)