AcehTimur,Metroasia.co – Masyarakat Buket Kulam harus menelan pil pahit. pasalnya, jembatan penghubung utama tiga gampong tersebut, sudah tiga tahun amblas akibat diterjang banjir. Hal ini membuat para pengguna jalan dan para santri pondok pesantren budi malikussaleh, serta masyarakat yang melangsir hasil panen harus menjerit.
Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan menelan korban jiwa. Karena jembatan itu memang sudah tidak layak untuk digunakan.
Maayarakat berharap kepada pemerintah dan pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan.
bahkan kerusakan jembatan tersebut telah disampaikan kepada pemerintah dan salah satu oknum anggota DPRA. Namun hingga saat ini belum ada respon perbaikan.
Seperti Penuturan Mukhtaruddin, Geuchik Gampong Buket Kulam mengatakan,Jembatan ini amblas sejak tahun 2019 lalu akibat diterjang banjir. Dan sudah diajukan Proposal ke kecamatan dan Kabupten.
“Jembatan ini roboh tahun 2019 diterjang banjir. Kami juga sudah mengajukan proposal perbaikan ke kecamatan dan Kabupaten. Bahkan Kami Sudah mengadu secara lisan kepada salah satu anggota DPRA. Namun hingga saat ini tidak ada respon perbaikan”,Ungkapnya.
“Namun Kami hanya diberi harapan dan janji manis oleh anggota Dewan DPRA pilihan kami dan yang kami cintai itu”, Tambahnya.
Selanjutnya Tuha Peut (4) Gampong Buket Kulam, serta masyarakat memohon agar pemerintah segera bisa memperbaiki jembatan tersebut. Agar kesejahteraan dapat dirasakan oleh masyarakat.
Dikethui, Jembatan itu adalah Akses Utama penghubung tiga gampong dan akses terdekat anak sekolah dan pasantren.
“Jembatan itu satu satu nya jalan akses untuk tiga (3) gampong, dan akses terdekat anak-anak ke sekolah, dayah, dan kesawah. Jika ini tidak diperbaiki, dimana letak kesehteraan masyarakat,” Ujar Asnawi Aggota Tuha Peut.
Asnawi sebagai tuha 4 gampoeng buket kulam mengharapkan kepada pemerintah agar secepatnya memperbaiki jembatan tersebut, ia juga menyampaikan,dan menilai pemerintah seakan tutup mata terhadap gampong Buket Kulam.
“Sangat kita sayangkan di negeri yang penuh dengan sumberdaya alam ini, belum lagi anggaran Otsus yang sangat besar, kami masyarakat hanya diberi harapan palsu dari tahun ke tahun, serasa dianak tirikan,kami tidak pernah meminta lebih kepada pemerintah hanya saja hak-hak dan kewajiban mereka sebagai pemerintah sendiri untuk menjamin kesejahteraan masyarakat, seperti jembatan kami itu, sangat-sangat membahayakan sekali, bertahun kami sudah menunggu untuk di perbaiki, namun tidak ada apa-apa, wakil rakyat yang kami pilih terkesan tidak punya hati nurani, sebelum dan sesudah terpilih jauh berbeda,” Tutup Asnawi Razali menceritakan kepada. Awak media Metroasia.co (Hasbi)