Medan,Metroasia.co – Puluhan pelajar dan mahasiswa dari berbagai universitas antusias mengikuti pelatihan dasar – dasar jurnalistik dalam rangka mendukung generasi muda kreatif, bertempat di Aula Kantor Camat Medan Tuntungan, Sabtu (9/9/2023).
Selain kaum pelajar, turut hadir tokoh pemuda dan tokoh masyarakat serta organisasi pemuda dan organisasi sosial yang berdomisili di Kecamatan Medan Tuntungan.
Pelatihan jurnalistik diprakarsai Forum Jurnalis Medan Tuntungan (FJMT) dengan kolaborasi Pemerintah Kecamatan Medan Tuntungan serta didukung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara dan Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) Provinsi Sumatera Utara.
Uniknya, pelatihan perdana pasca lahirnya FJMT, mengusung tema ‘Siapa Saja Bisa Menjadi Jurnalis’ di support oleh media cetak dan online seperti Analisismedia.com, Orbitdigitaldaily.com, Postmedan.com, Beritanasional.id, Statusrakyat.com, Rimbunnews.com, Investigasirakyat.com, Asarpua.com, Berita60detik.com, dan Snipernews.id.
Menariknya, kegiatan positif ini dalam rangka meningkatkan dan menggugah ketrampilan menulis berita para pelajar, mahasiswa dan pemuda yang dipandu Yessi Octaviani.
Sebelum materi berlangsung, acara diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dilanjutkan kata sambutan Ketua panitia, Ketua FJMT Tonijer Hutagalung dan Camat Medan Tuntungan Hendra Arjudanto Sitanggang S.IP, M.Si.
Didaulat sebagai narasumber mewakili Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, yaitu Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Yos Arnold Tarigan, SH, MH melalui Monang Sitohang SH, dan Wakil Ketua PWI Sumut bidang pendidikan, Sugiatmo.
Adapun para peserta yang hadir antara lain, SMA Santo Yoseph Medan, SMAN 17 Medan, SMA Budi Murni 2 Medan, SMK Swasta Muhammadiyah 9, SMK Swasta Jerisa Mandiri, SMA Negeri Kutalimbaru, dan SMK Gelora Jaya Nusantara.
Selain itu, STIKes Darmo, UNPRI dan Poltekes Kemenkes Medan, dari Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) Lakri, organisasi sosial seperti Pemuda Batak Bersatu (PBB) Medan, organisasi pemuda yaitu KNPI Medan Tuntungan, PAC Pemuda Pancasila (PP) Medan Tuntungan, dan beberapa awak media.
Camat Medan Tuntungan Hendra Arjudanto Sitanggang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada segenap pengurus Forum Jurnalis Medan Tuntungan (FJMT) yang telah menyelenggarakan pelatihan jurnalistik.
Hendra Arjudanto Sitanggang mengapresiasi perpaduan antara konsep FJMT dengan slogan kolaborasi Pemko Medan demi terciptanya sinergitas kemajuan di Kecamatan Medan Tuntungan.
“Yang patut kami syukuri adalah bentuk kolaborasi FJMT dengan Pemerintah Kecamatan Medan Tuntungan dalam rangka menumbuh kembangkan semangat dan kesadaran pelajar dan mahasiswa untuk memahami bagaimana dunia Jurnalistik ini,” kata Hendra Arjudanto mengawali sambutan sembari menyemangati peserta.
Oleh karena itu, Camat yang murah senyum ini mengajak para peserta lebih serius mengikuti materi pelatihan jurnalistik, dengan harapan dapat menginterpretasikan langsung dalam lingkungan sekolah maupun universitas.
“FJMT ini berharap besar buat adek-adek bisa membawa pulang bekal informasi hari ini ke ruang lingkup sekolah, universitas ataupun institusi pendidikan yang kalian naungi sekarang ini,” tuturnya disambut tepuk tangan peserta.
Hendra Arjudanto, menuturkan tantangan di era digitalisasi, dimana saat ini sekolah harus terus bergerak cepat memahami dan menyesuaikan kecanggihan tehnologi. Masa depan para pelajar dan mahasiswa tidak terlepas kecepatan informasi.
Tentunya, untuk menempah diri sendiri sebagai kaum milenial, baik secara individu dan kelompok, maka harus membangun jaringan untuk lebih mengenal dunia luar.
“Bukan jamannya lagi kegiatan sekolah hanya diketahui pihak sekolah, tetapi perkenalkanlah sekolah kalian ke dunia luar melalui tehnik penulisan karya jurnalistik. Banyak saya lihat kegiatan positip tetapi tidak pernah dipublikasi pihak sekolah ke publik. Ini tantangan sekolah maupun universitas masing-masing,” kata Camat memberi motivasi para peserta.
Narasumber dari Kejati Sumut mepaparkan tantangan di era digitalisai. Sebab, UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tentang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer atau Sistem Elektronik milik orang lain dengan cara apa pun.
“Penghinaan atau pencemaran nama baik yang melanggar kesusilaan serta menyebarkan berita bohong (hoaks) atau menyesatkan dapat mengakibatkan kerugian semua pihak,” papar Monang Sitohang.
Selain itu, dampak penyampaian informasi yang kurang tepat tanpa cek dan ricek kebenarannya tentunya akan berhadapan langsung dengan aparat hukum.
Kemudian, saat ini karya jurnalistik juga dihadapkan dengan jurnalis warga(citizen journalism) yaitu masyarakat tidak hanya menjadi konsumen media tetapi terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu sendiri
“Era digital mempertontonkan kecepatan informasi. Jadi, untuk mengimbangi tantangan itu, kami berharap kegiatan FJMT ini ditingkatkan untuk mencakup semua elemen masyarakat yang membutuhkan pemahaman lebih profesional” katanya.
Sementara, narasumber Sugiatmo menyebut kiat – kiat sederhana menulis berita di platform media sosial perlu diperhatikan karena dapat terjerat hukum UU ITE, bahkan masuk penjara.
Sugiatmo menjelaskan, tehnik menulis bagi pemula dan perbedaan media massa dengan media sosial. Media massa tentunya berbadan hukum dan dikelola secara profesional serta dilindungi UU pers dan mengdepankan kode etik jurnalis.
Disebutnya, untuk media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, dan tiktok, rentan terjerat hukum jika tidak hati-hati menggunakan narasi di media sosial.
“Harus hati-hati dan bijak menulis di media sosial. Kalau baik akan menjadi baik jika dimanfaatkan” kata Sugiatmo yang juga Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara ini.
Sugianto menyampaikan menulis berita itu adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Baginya, jika tidak menulis dalam satu hari saja maka seperti ada yang kurang. Jadikan menulis seperti hobby.
“Kalau kita menulis harus tahu apa tujuannya dan cobalah menulis dengan gembira yang dapat mengundang perhatian banyak pihak. Hindari menulis kondisi kacau biar hasilnya baik,” tuturnya.
Di akhir materinya menegaskan pelatihan jurnalistik sangat penting menambah wawasan untuk mengekspresikan ide-ide untuk mengkemas karya-karya jurnalistik.
“Dalam menulis berita jangan mengabaikan ide-ide yang muncul dalam pikiran kita. Setiap ada ide dicatat langsung karena ide itu mahal dan bisa hilang seketika,” ujar Sugiatmo.
Sebelumnya, Ketua FJMT, Tonijer Hutagalung mengatakan FJMT adalah wadah bagi wartawan yang berdomisili di Kecamatan Medan Tuntungan dan sebagai bentuk dukungan terhadap program Pemerintah Kota Medan.
Tentunya dengan konsep kolaborasi maka semua pihak harus saling bersinergi mewujudkan percepatan pembangunan semua sektor yang lebih merata dan pro rakyat.
Ketua Panitia, Serasi Sembiring, S.H didampingi Sekretaris Panitia Yehezkiel Ginting, S.Sos mengatakan meski dikemas sederhana bukan mengurangi makna yang sesungguhnya.
“Semoga melalui kegiatan pelatihan jurnalistik ini dapat bermanfaat bagi para penulis pemula”kata Serasi.
Dia berharap kegiatan serupa akan digelar dimasa akan datang dengan agenda-agenda lebih besar dan menjadi rutinitas bagi Forum Jurnalis Medan Tuntungan (FJMT) sesuai visi misi organisasi.
Sebelum acara berakhir, juga digelar sesi tanya jawab tentang dunia jurnalistik, lalu dijawab narasumber untuk menambah pemahaman peserta pelatihan.
Tidak hanya itu, bagi yang mampu menjawab pertanyaan narasumber, turut diberikan hadiah souvenir yang cukup menarik. Selanjutnya, peserta usai acara diberikan sertifikat kepada masing-masing peserta atas dedikasi dan kontribusinya mengikuti kegiatan tersebut(rel).