LABUSEL,Metroasia.co – Puluhan Warga Dusun Gunting Gajah Desa Sosopan, Kacamatan Kotapinang. Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) menyampaikan pernyataan sikap resmi terkait permasalahan tergenangnya air yang telah berubah menjadi danau dan menyebabkan kerugian bagi masyarakat setempat. Selasa pagi, (4/2/2025).
Permasalahan ini telah berlangsung hampir 2 tahun, namun hingga kini belum ada solusi konkret dari pihak berwenang walaupun sudah pernah dilakukan mediasi.
Menurut keterangan warga, bahwa genangan air yang awalnya adalah merupakan aliran sungai kecil, hanya terjadi saat musim hujan kini berubah menjadi danau permanen akibat sistem drainase yang buruk dan pembangunan infrastruktur/perumahan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan.
Hal ini menyebabkan beberapa hektar lahan warga terendam, tanaman produsi terdampak, aktivitas ekonomi terganggu, dan ancaman kesehatan akibat air yang mulai tercemar.
Informasi yang didapat, bahwa masyarakat sudah berulang kali melaporkan serta melakukan mediasi terkait masalah ini ke pihak pengusaha Perumahan Anugerah Putra utama dan pemerintah setempat, tetapi belum ada tindakan nyata.
Adapun isi terkait permasalahan tersebut adalah lahan/tanah yang digunakan dahulu kini telah tergenang air dan menjadi danau, tumbuhan/tanaman yang dulunya sebagai penghasilan untuk kelanjutan hidup kini sudah mati karena tergenang air, terdampak menimbulkan penyakit DBD dan ancaman binatang seperti binatang berbisa, serta air danau telah mengikis permukaan tanah masyarakat.
“Air yang tergenang tersebut bukan hanya merusak lahan kami, tetapi juga mengancam keselamatan dan kesehatan keluarga kami,” ujar Anita, salah satu warga.
Warga menuntut agar pengusaha/develover perumahan Anugerah Putra utama disinyalir sebagai pemilik perumahan Anugrah adalah oknum TNI berinisial (SYL) yang bertugas di kodim 0209 LB agar ikut serta membantu menyelesaikan permasalahan ini dengan masyarakat dusun gunting gajah desa sosopan kec. Kotapinang kab. Labuhanbatu selatan.
“Kami tidak ingin hanya diberi janji-janji. Kami butuh aksi nyata sebelum kerugian yang dialami semakin besar,” tambah salah satu koordinasi aksi, Bima Nababan.
Sementara dari perwakilan pihak Pengusaha Perumahan, Aswad dalam mediasinya dengan masyarakat terdampak, berjanji akan segera memperbaiki permasalahan masyarakat tersebut.
“Kami akan segera memperbaiki permasalahan air yang menggenangi lahan warga, dan pada bulan Februari ini akan kami kerjakan,” ujar Aswad.
Dilain sisi, pihak Pemerintah Desa Sosopan, Pj Kades Sosopan, Edi Surya Siregar dalam mediasi tersebut membuat kesepakatan agar meminta pihak perusahaan menyurutkan genangan air dengan memperbesar kapasitas gorong-gorong, dan bekerja sama dengan masyarakat agar bersama-sama saling bergotong royong merawatnya, serta memberikan waktu pengerjaan sampai dengan akhir bulan Februari 2025.
Pernyataan sikap ini disampaikan dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan warga, tokoh masyarakat, dan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap isu lingkungan dan hak-hak warga. Mereka berharap agar permasalahan ini segera ditangani secara serius untuk mencegah dampak yang lebih luas di masa depan.
Sementara itu, pihak pemerintah Desa Sosopan setempat menyatakan bahwa mereka sedang mengkaji situasi dan berencana untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Namun, warga menegaskan bahwa mereka akan terus mendesak dan mengawal proses ini hingga masalah benar-benar terselesaikan.
Menurut salah seorang warga perumahan tersebut diduga milik oknum TNI aktif berinisial SYLH yang juga diduga jarang Menjalankan tugasnya karena kesibukannya mengurusi bisnis perumahan tersebut.(AS/Red)