Birem Bayeun,Metroasia.co – Program Pamsimas dengan anggaran sebesar 400 juta rupiah tidak memberikan dampak positif bagi warga di Dusun Makmur, Desa Gampong Paya Bili Dua, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Jumat, (11/08/2023).
Hal ini karena kondisi air bersih yang belum tersedia selama 3 bulan yang sebabkan masyarakat dusun makmur merasa kecewa dan kesal, sehingga diduga jika program Pamsimas yang laksanakan oleh pengurus BUMG, tidak dikelola dengan baik. Padahal, anggaran yang dikelola oleh pihak BUMG mencapai angka 400 Juta rupiah sesuai informasi yang diterima oleh wartawan dari warga.
Awalnya, Program Pamsimas dikelola oleh pihak ketiga diluar dari BUMG dan hasilnya masyarakat penerima manfaat air bersih tidak pernah mengeluh atas kondisi kebutuhan air bersih. Bahkan pernah mendapatkan penghargaan terbaik dari propinsi untuk pengelolaan Pamsimas.
Mirisnya,Setelah program Pamsimas dialihkan untuk dikelola oleh BUMG, terjadi keributan, keresahan dan kecemburuan sosial di antara masyarakat. Pasalnya selama ini mayoritas warga yang mendukung terlaksananya program Pamsimas merupakan masyarakat dusun Makmur dengan cara swadaya sebesar Rp 265.000/KK (kepala Keluarga – Red).
Anggaran Program Pansimas yang dikelola BUMG sebesar 400 Juta Rupiah, yang pengerjaannya dikerjakan secara swakelola dan diperuntukan untuk pengembangan jaringan air bersih bagi masyarakat, tidak sesuai dengan harapan karena warga dusun makmur yang telah swadaya sebesar Rp.246.000/KK tidak kunjung mendapatkan manfaat nyata seperti ketersediaan air bersih.
Alhasil, para emak – emak di dusun makmur mengancam demo untuk menuntut keadilan, karena hal ini sebabkan warga menderita atas ketiadaan air bersih.
“Sudah hampir 3 bulan kami tidak mendapatkan air, sementara untuk pemasangan jaringan kami harus bayar Rp 260 ribu/KK, tapi kenapa warga yang pasang jaringan gratis, lancar untuk mendapatkan air bersih,” sebut salah satu warga dan menyampaikan jika apa yang terjadi merupakan ketidak adilan.
“Akibat air ini, terjadi pertengkaran dirumah tangga karena pengaruh tidak mendapatkan air bersih, ini semua tanggung jawab Keuchik,”ungkap warga lainnya yang merasa kecewa atas layanan BUMG.
“Keuchik dan pengurus Pansimas (BUMG) setiap ditanya soal air selalu bilang sabar sabar dan sabar!, kami tidak butuh sabar tapi kami butuh air,” sahut para emak – emak dengan nada kesal dan marah.
Atas informasi tersebut, awak media mengkonfirmasi Gecik Dinu Anjas Asmara melalui telepon selular, akan tetapi telepon tidak kunjung diangkat, hingga berita ini dikirim ke redaksi belum ada informasi penyebab keluhan warga dusun makmur.
Penulis : Hasbi | Editor : Andrew T Panjaitan,ST