Acehtimur,Metroasia.co – Asisten Bidang Pemerintahan Setdakab Aceh Timur Syahrizal Fauzi,S, STP,M.AP saat membuka kegiatan sosialisasi pembauran kebangsaan.
Metroasia,co, ACEH TIMUR – Bupati Aceh Timur H.hasballah bin H.M Thaib,SH melalui Asisten Bidang pemerintahan Setdakab Aceh Timur Syahrizal Fauzi,S, STP,M.AP membuka kegiatan sosialisasi pembauran kebangsaan.
Kegiatan yang di lakukan oleh Badan Kesatuan bangsa dan politik ini berlangsung di aula rumah sakit graha bunda Selasa (31/05/2022).
Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang yang merupakan tokoh masyarakat adat dan etnis dari unsur masyarakat Aceh Timur . Sebagai narasumber hadir Asisten Bidang pemerintahan Setdakab Aceh Timur syahrizal.
Syahrizal mengatakan kegiatan ini dimaksudkan menyegarkan kembali pemahaman masyarakat Indonesia khususnya di Aceh Timur secara luas tentang wawasan di tengah suasana perubahan sosial yang mendasar.
“Tujuannya adalah untuk membangkitkan rasa dan semangat kebangsaan di kalangan masyarakat bangsa Indonesia demi mendorong terwujudnya kehidupan yang harmonis dengan menciptakan suasana keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkap nya.
Menurut Syahrizal wawasan kebangsaan dari aspek sosial dan budaya dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa pembinaan moral dan akhlak serta kerukunan hidup umat beragama merupakan syarat utama dalam mengatasi permasalahan bangsa yang sedemikian rupa dan kompleks.
“Setidaknya wawasan kebangsaan ini mampu memberikan arti penting peran moral dan akhlak dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah NKRI,” jelasnya.
Sementara Kepala Bakesbangpol Kabupaten Aceh Timur Iskandar, SH menyampaikan pemeliharaan kerukunan umat beragama merupakan upaya bersama umat beragama dan pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan umat beragama.
“Indikator toleransi itu dapat dilakukan dengan saling menerima keberadaan umat beragama lain, mengerti kebutuhan beragama lain, percaya dan tidak saling mencurigai antar sesama umat, dan tokoh masyarakat pemuda dan tokoh agama ada kemauan untuk tumbuh dan berkembang bersama, rela berkorban untuk kebaikan bersama serta mengedepankan nilai-nilai ajaran universal agama (kejujuran, kedamaian, menghormati, taat pada pimpinan/pemerintah,” ungkapnya.
Menurut Iskandar, toleransi berasal dari bahasa latin toleran artinya menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi para penganutnya.
“Potensi kerukunan di Aceh Timur khususnya umumnya di Aceh karena dominasi etnis Aceh kuat tradisi keislaman, posisi pondok pesantren, peranan tengku sebagai rujukan sosial, budaya dialog antar pemuda agama, peranan kelompok perempuan, banyak lembaga kerukunan serta kearifan lokal,” tegasnya.
Iskandar menambahkan menumbuhkan toleransi dapat dilakukan dengan mengenali kenyataan yang berbeda-beda, memahami kenyataan yang berbeda-beda, berinteraksi dengan pihak-pihak yang beragam serta keteladanan.
“Agama yang ideal adalah humanis, positif, beradab dan inklusif yang dapat memainkan peranan penting dalam upaya membangun budaya toleran dan santun di tengah masyarakat di pasca tradisional dan modernitas global. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menumbuh dan kembangkan juga memperkuat rasa persatuan antar golongan khususnya di wilayah Kabupaten Aceh Timur yang notabene banyak etnis yang mendiaminya,” pungkasnya. (M.Amin)