Simalungun,Metroasia.co – Kepala Seksi (Kasi) Intel Kejari Simalungun Asor Olodaiv Siagian diminta agar segera dicopot dari jabatannya.
Hal ini dinyatakan tegas oleh Sabarrudin Sirait dalam orasinya ketika turut serta mendampingi aksi unjuk rasa Satuan Pelajar dan Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila (PP) kabupaten Simalungun di depan gedung Kejaksaan Negeri Simalungun (Kejari) jalan Asahan KM 4,5 kecamatan Siantar, pada hari Kamis (9/6) sekira pukul 10.00 wib.
Berbeda dengan aksi unjuk rasa sebelumnya, aksi yang ketiga kali ini Sapma PP Simalungun beserta kader PP dari perwakilan 32 kecamatan kabupaten Simalungun, menuntut dan mendesak agar Asor Olodaiv segera dicopot atau mundur dari jabatannya sebagai Kasi Intel.
Asor diduga telah sengaja ‘mempeti es kan’ laporan Sapma PP Simalungun terkait 3 hal yang dituding telah merusak dunia pendidikan di Simalungun.
“Sudah hampir dua bulan laporan terkait dugaan penyalahgunaan dana BOS oleh 49 Sekolah Dasar (SD) yang mengakibatkan ke 49 sekolah itu tidak mendapatkan dana BOS lagi mulai tahap 3 tahun 2021, kemudian laporan dugaan adanya monopoli pemasok buku ke sekolah di Simalungun yang dilakukan oleh Zocson Silalahi bersama kroninya Dasa Sinaga dan yang ketiga dugaan adanya Fee Proyek di dinas pendidikan Simalungun yang menghebohkan belum lama ini,” tegas Sabar.
“Bersama semua laporan itu Sapma PP Simalungun telah melakukan unjuk rasa dan ini yang ketiga kali, dan sampai saat ini kami belum melihat dan mendengar perkembangan atas laporan itu, kami juga menduga bahwa Kasi Intel Kejari Simalungun bersama kroninya dengan sengaja ‘mengendapkan’ laporan ini,” sambungnya lagi.
Hal senada juga dinyatakan oleh Cavin Tampubolon selaku Pimpinan aksi unjuk rasa, di depan massa yang berjumlah sedikitnya 350 orang tersebut, Cavin meminta dengan tegas agar Kasi Intel dicopot.
“Kami menduga bahwa Asor Olodaiv selaku Kasi Intel Kejari Simalungun adalah penyebab ‘mandulnya’ hukum di Simalungun yang mengakibatkan semua laporan dugaan korupsi tidak pernah diusut tuntas, untuk itu kami meminta agar Kasi Intel segera dicopot,” tukas Cavin.
Sabar Sirait yang juga merupakan Sekretaris Cabang Majelis Pimpinan Cabang (MPC) PP Simalungun, ketika menyampaikan orasinya meminta agar Kepala Kejaksaan Negeri Simalungun (Kajari) berkenan hadir dan menemui peserta aksi unjuk rasa.
Suasana hampir ricuh ketika, Asor (Kasi Intel) mencoba untuk menanggapi aspirasi massa.
“Kalau Anda bukan Kajari, silahkan jangan berhadapan dengan kami, saat ini yang kami butuhkan adalah Kajari bukan sekelas Kasi, agar Kajari tau kinerja jajarannya,” tantang Sabar.
Melihat kondisi massa aksi yang semakin emosi, akhirnya Boby Sandri (Kajari Simalungun) berkenan bertemu dengan 10 orang utusan massa untuk berdialog di ruang pertemuan Kejari Simalungun.
Dalam Dialog yang dihadiri juga oleh beberapa personil Polres Simalungun, Sabar mengakui bahwa dirinya memiliki bukti dan video salah seorang anggota DPRD Simalungun mengatakan bahwa para kepala sekolah berada dalam tekanan dan paksaan sehingga mau menerima buku dari pihak rekanan.
Selain membeberkan bukti tersebut, Sabar juga mendesak Kajari agar laporan terkait Dinas Pendidikan Simalungun menjadi atensinya.
Menanggapi semua itu, Bobby mengucapkan terimakasih kepada Sapma PP Simalungun dan mau bekerjasama dengan dirinya untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan memberikan semua bukti pendukung dan video yang dimaksud langsung kepadanya.
“Trimakasih saya ucapkan kepada Sapma PP Simalungun, semua aspirasi kita tampung dan mari kita bekerjasama dalam mengusut kasus ini dan saya meminta agar semua bukti pendukung dan video rekaman itu diberikan langsung kepada saya, sehingga mempercepat proses hukum,” kata Bobby menanggapi.(try)