Batam,Metroasia.co – Hari kedua pelatihan cara pelaksanaan penanggulangan resiko bencana, yang dilaksanakan di lantai 3 Hotel Planet Holiday, Rabu(13/9/2023) sekitar pukul 08.30 wib
Kegiatan pelatihan itu dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai instansi, lembaga masyarakat, dan berbagai profesi lainnya.
Hadir sebagai pemateri, Ario Akbar Lomban, SE.,M.M.Kom. Widyaiswara Ahli Madya yang juga sebagai dosen Akademi Komunikasi disalah satu perguruan tinggi di Provinsi Kepulauan Riau
Dihadapan para peserta, dia menegaskan, bahwa resiko penanggulangan bencana adalah kemungkinan yang muncul akibat dari suatu kejadian yang mengakibatkan suatu kerugian.
Selain itu, resiko juga biasa diidentikkan suatu kemungkinan yang dapat terjadi sebagai dampak dalam mencapai tujuan, dan juga resiko adalah keadaan yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan.
Dilanjutkannya, bahwa proses kejadian bencana itu selalu dimulai dengan bahaya, resiko, dan juga ada pemicu.
“Kesimpulannya adalah dalam kerangka pikir penanggulangan, pengurangan resiko bencana sebagai investigasi kesiap Siagaan darurat bencana. Sebagai berikut yaitu adanya resiko bencana, pencegahan, mitigasi, pengalihan dan kesiap siagaan”.
Nursalim Turatea, ketua Ikatan Wartawan Online Provinsi (IWO-Indonesia) ketika ditanya oleh pemateri bagaimana sikap media saat ada bencana yang datang, maka tanggapan kami adalah media akan selalu menaikkan berita yang berimbang, tetapi terkadang pihak pihak terkait selalu melihat wartawan itu sebagai momok yang menakutkan sehingga dia tidak mau terbuka sama seorang jurnalis.
Nursalim Turatea juga berharap kepada semua pihak bahwa untuk mencapai target yang maksimal dalam suatu penanganan bencana, maka pemerintah perlu membuat edukasi dini dan selalu melibatkan wartawan.
Wartawan itu adalah seorang manusia yang selalu berpedoman pada Undang Undang Pokok Pers Nomor 40 Tahun 1999, maka mari kita saling terbuka dan tak perlu tertutup menyampaikan informasi yang akurat bagi seorang jurnalis. Wartawan adalah manusia dan bapak juga sebagai manusia, maka mari kita memanusiakan manusia.
Di tempat yang sama saat tanya jawab berlangsung maka Kasdianto, Kepala Cabang Dinas kota Batam dalam tanggapannya mengatakan bahwa untuk mengaktifkan penanggulangan bencana di dunia pendidikan terutama di sekolah sekolah maka melalui ekstrakurikuler Pramuka yang selalu bekerja tanpa pamrih perlu selalu menjadi bahan perhatian pemerintah.
Dalam kegiatan kepramukaan di sekolah dia bekerja betul betul dengan hati, ikhlas dan tanpa pamrih dan momen ini BPBD perlu diadakan kerjasama dengan dinas pendidikan.
Kasdianto juga menghadapkan bagi sekolah yang berlantai 3 baik Negeri maupun swasta perlu mendapat perhatian khusus dalam persiapan penanganan tanggap darurat. Demikian Kasdianto mengakhiri penjelasannya di depan pemateri. (Nursalim Turatea).