Pematangsiantar,Metroasia.co – Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Pematangsiantar Drs Matheos Tan, MM menghadiri upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tingkat Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Upacara yang berlangsung di Lapangan Tugu Letda Sujono, di Nagori Bandar Betsy Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun, Selasa (01/10/2024) itu diiringi hujan gerimis.
Bertindak sebagai inspektur upacara Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni, komandan upacara Dandim 0207/Simalungun Letkol Slamet Faojan, M.Han, dan perwira upacara Letkol Caj Dina Aswita.
Dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila dengan tema: “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas” tersebut, pembacaan Pembukaan UUD 1945 oleh anggota Kwarcab Gerakan Pramuka Simalungun Rehan Mawardi Putra dan doa dipimpin oleh Zulkifli Sitorus dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Simalungun. Sedangkan Ikrar dibacakan anggota DPRD Sumut H Yahdi Khoir Harahap.
Upacara ditandai peletakan karangan bunga di Tugu Letda Sujono oleh Pj Gubernur Sumut Agus Fatoni bersama Forkopimda Provinsi Sumut, Kabupaten Simalungun, dan Kota Pematangsiantar, termasuk Pjs Wali Kota Pematangsiantar Drs Matheos Tan, MM.
Acara dirangkai dengan penyerahan tali asih dari PTPN IV Regional II kepada keluarga almarhum Letda Sujono sebesar Rp10 juta.
Acara dimeriahkan penampilan fragmen Peristiwa Bandar Betsy yang menewaskan Peltu Letda Sujono. Peristiwa Bandar Betsy merupakan konflik agraria antara rakyat yang tergabung dalam Barisan Tani Indonesia (BTI) yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan pengelola perkebunan. Puncak konflik tersebut adalah tewasnya prajurit TNI Peltu Sujono akibat aksi kekerasan massa pada 14 Mei 1965, saat ia bertugas sebagai pengamanan perkebunan.
Perkebunan Bandar Betsy awalnya merupakan perkebunan milik Belanda yang didirikan tahun 1918. Dalam perkembangannya perkebunan ini telah beberapa kali mengalami restrukturisasi. Saat pemerintah RI melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahan Belanda di tahun 1957, Perusahaan Perkebunan Bandar Betsy diambil alih pemerintah RI dari Perusahaan HVA dan dinasionalisasi menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Setelah beberapa kali mengalami perubahan, perkebunan ini kemudian menjadi PT Perkebunan Nusantara III di Kabupaten Simalungun.
Para penggarap perkebunan menggabungkan diri mereka ke BTI yang berafiliasi dengan PKI. Dengan adanya dukungan BTI, para penggarap menanami lahan dengan berbagai tanaman. Kegiatan tersebut dilarang oleh Peltu Sudjono dan tiga anggotanya saat melakukan patroli. Larangan tersebut mendapat perlawanan. Saat salah satu anggota BTI berupaya merampas helmnya, Peltu Sujono memukul anggota BTI itu dengan tongkatnya. Tidak terima dengan tindakan Peltu Sujono, anggota BTI yang berjumlah sekitar 200 orang marah dan kemudian balik menyerang Peltu Sujono dengan peralatan pertanian yang mereka bawa, yang mengakibatkan Peltu Sujono tewas.
Untuk mengenang jasa Peltu Sujono yang gugur mempertahankan perkebunan negara dari aksi anarkis massa BTI, di tahun 1970-an dibuat tugu dengan nama Tugu Letda Sujono (pangkatnya dinaikkan), di Perkebunan Bandar Betsy Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun. Kemudian tahun 1997 dibuat tambahan 7 patung Pahlawan Revolusi di belakangnya dengan latar ornamen Garuda Pancasila. Di tempat inilah setiap tahunnya pada tanggal 1 Oktober dilaksanakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tingkat Provinsi Sumut. (*)