Simalungun,Metroasia.co – Kehidupan Warga binaan tentunya tidak hanya sebatas menjalani hukuman penjara semasa pidananya. Berbagai macam kegiatan positif diterapkan sebagai bentuk pembinaan bagi warga binaan yang tengah dimasyarakatkan. Pembinaan Fisik, Mental, Intelektual, Kerohanian hingga Kemandirian warnai kehidupan warga binaan dibalik tembok pemasyarakatan.
Budi daya ikan lele merupakan salah satu bentuk pembinaan kemandirian yang diterapkan di berbagai lapas di seluruh Indonesia. Bagaimana tidak, lele merupakan kebutuhan pangan berkualitas sekaligus budi dayanya yang terbilang mudah serta ramah lingkungan. Di Lapas Pematangsiantar sendiri, budi daya ikan lele ini memanfaatkan lahan Luar Tembok lapas, serta ternak oleh warga binaan dibawah bimbingan petugas.
Kepala Lapas Kelas IIa Pematang Siantar, M. Pithra Jaya Saragih, tampak turun langsung ke lokasi budi daya lele didampingi kasi Giatja, H. Hutauruk. Beliau mengaku bangga atas capaian dan keberhasilan program ini.
“Program pembinaan kemandirian ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis kepada warga binaan, tetapi juga membantu mereka membangun rasa tanggung jawab dan disiplin. Panen lele ini adalah bukti nyata bahwa dengan kesungguhan dan bimbingan yang tepat, para warga binaan dapat mencapai prestasi positif”, ucap Kalapas.
Panen lele tersebut merupakan wujud keberhasilan program pembinaan kemandirian di lapas yang bertujuan memberikan keterampilan kepada warga binaan. Harapannya, WBP dapat mandiri setelah menjalani hukuman. Lele yang telah dipelihara oleh para WBP sebanyak 50.000 ekor dan berhasil dipanen 300 kg yang nantinya akan dijual dan hasilnya akan dimasukkan ke PNBP.
Selama proses ini, para warga binaan juga mendapatkan pembinaan keterampilan dan pengetahuan mengenai manajemen usaha peternakan lele. Hasilnya, panen ikan lele yang dilakukan menunjukkan keberhasilan program pembinaan kemandirian.(Robs)